Jumat, 08 Desember 2017

Review Jurnal “Efek Viral Marketing terhadap Pameran Gambar B2B"



Review Jurnal “Efek Viral Marketing terhadap Pameran Gambar B2B, Gilang Pratama, DR. Endang Ruswanti, Magister Manajemen, Universitas Esa Unggul, Indonesia”
Dari jurnal tersebut dapat diketahui bahwa masalah yang sedang berlangsung industri dengan jenis usaha bisnis di masa kini adalah hubungan komunikasi dalam menggunakan pemasaran digital, perusahaan tidak bisa membangun citra pameran dan membawa lebih banyak pengunjung secara efektif dan efisien. Penelitian menggunakan viral marketing yang diukur dengan jangkauan audiens, difusi kecepatan dan peer to peer transmission sebagai variabel independen yang dapat pengaruh terhadap citra pameran sebagai variabel dependen. Penelitian ini terbukti penting bagi perusahaan untuk dapat menggunakan alat baru di bauran promosi di internet untuk mengundurkan layanan mereka menggunakan media sosial. Hipotesis dianalisis menggunakan SEM dan dengan metode statistik non-hirarkis (K-means Cluster). Hasil analisis yang menghasilkan, dan terbukti virus pemasaran dengan variabel penonton jangkauan, difusi kecepatan dan peer-topeer transmisi berkembang terhadap Image Pameran. Penelitian ini lebih lanjut akan memperkaya studi tentang pemasaran digital pemasaran.
Dari kajian literatur yang diuraikan dalam jurnal, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H1: "Viral marketing berpengaruh terhadap citra".
Penentuan ukuran sampel berdasarkan metode persentase menurut Yount (1999). Populasi dalam penelitian ini adalah 1.000 orang, sehingga ukuran sampel adalah 100 responden (10% x 1.000). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Persamaan Struktural (SEM). SEM digunakan untuk memperkirakan regresi berganda terpisah tapi saling berhubungan bersama (bersamaan). Setelah itu, datanya dianalisis dengan K-Means Cluster. Analisis klaster adalah teknik multivariate Digunakan dalam data mining yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok objek yang memiliki kesamaan Ciri tertentu yang bisa dipisahkan dengan sekelompok benda lain, sehingga Benda yang berada dalam kelompok yang sama relatif lebih homogen dibanding benda kelompok luar Jumlah kelompok dapat diidentifikasi tergantung pada banyak dan Berbagai data objek (Larose, 2014).
Dalam penelitian ini, uji pertama adalah analisis faktor dan uji reliabilitas serta menguji validitas indikator penelitian kuesioner yang digunakan sebagai sebuah alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dapat diterima dan dapat diandalkan. Selanjutnya, penelitian ini melihat apakah ada pengaruh antara kelompok demografi responden menjawab masing-masing variabel. Ini dilakukan oleh menguji analisis deskriptif terhadap responden dengan One Way ANOVA. Itu Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden dengan usia lebih muda cenderung lebih banyak sensitif untuk peer to peer transmission dibandingkan dengan kelompok responden dengan usia lebih tua.


 




Gambar 1.Means Plot Kelompok umur dan variabel Peer to Peer Transmissions.
Dalam penelitian ini, kami menguji hipotesis H1: Pengaruh viral marketing terhadap citra, dimana viral marketing diukur dengan Audience Reach, Difusi Kecepatan, dan Peer-to-Peer Transmission. Dari analisis SEM, ditemukan itu viral marketing dengan tiga sub variabel yang didukung oleh data.
 
Sumber: hasil pengolahan data.
Setelah itu, data dianalisis dengan cluster K-Means untuk menguji dan mengindentifikasi variabel homogenitas dalam kelompok.
Hasil Uji Hipotesis terdiri dari Hipotesis 1; hipotesis diperoleh Hasil yang signifikan dengan nomor uji berbasis K-0004 Mean Cluster (jika nilainya <0,05 maka H1 diterima).
Hipotesis H2a: terutama untuk kelompok Difusi kecepatan rendah, penonton dengan jangkauan tinggi memiliki lebih besar dari Image Image dari Audience Reach low.Obtained significant hasil dengan angka 0,449.
Hipotesis H2B: terutama untuk kelompok yang lebih rendah dari Rehat Pemirsa, Difusi Kecepatan Tinggi memiliki gambar yang lebih besar daripada Difusi Kecepatan Rendah hasil signifikan dengan angka 0.613.
Hasil pertama menunjukkan ada pengaruh positif antara jangkauan khalayak dan gambar. Hasil analisis menunjukkan bahwa jangkauan pemirsa mempengaruhi citra pameran, yang berarti rentang yang dapat disebarluaskan dalam penyebarannya informasi tentang pameran pameran pameran dan pameran lisensi secara virally Disebarkan melalui situs jejaring sosial Facebook yang bisa memengaruhi citra bisnis pameran hingga franchise bisnis dan pameran lisensi. Hasil kedua menunjukkan ada pengaruh positif antara difusi kecepatan dan citra pameran B2B. Seperti kita ketahui saat ini adalah era informasi yang dinamis teknologi, di mana penyebaran informasi yang cepat merupakan suatu keharusan. Hasil ketiga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari peer to peer transmisi ke gambar Ini menunjukkan bahwa transmisi peer-to-peer secara langsung mempengaruhi citra pameran; responden dalam penelitian ini mau bagikan informasi ke teman facebook.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian berpengaruh positif langsung antara Difusi Kecepatan terhadap citra, karena responden segera mendistribusikan konten yang berisi informasi tentang pameran ke khalayak lainnya Ada pengaruh yang signifikan dari Peer-to-Peer Transmission dari gambar Ini menunjukkan bahwa Peer-to-Peer Transmission mempengaruhi gambar langsung. Responden dalam penelitian ini bersedia untuk berbagi informasi teman Facebook. Ini mengindikasikan viral marketing berjalan dengan baik dalam membangun Image pameran sehingga menambah lebih banyak pengunjung mengetahui Citra pameran. Kesuksesan dari sebuah pameran diukur dengan jumlah pengunjung yang datang ke Pameran, semakin banyak pengunjung yang datang, sebuah pameran dianggap sukses. Sangat penting bagi sebuah perusahaan pameran untuk bisa membangun Image pameran kepada khalayak secara efektif, efisien dan massively.


Referensi:
Pratama, G. (2017). Effect of Viral Marketing to Image B2B Exhibition. JOURNAL FOR BUSINESS AND ENTREPRENEURSHIP, 1(1).



Review jurnal Effect Of Transformational Leadership Towardsemployee’s Performance Through Satisfaction Andmoderated By Culture

Dari hasil review jurnal Effect Of Transformational Leadership Towardsemployee’s Performance Through Satisfaction Andmoderated By Culture dapat diketahui bahwa Transformational Leadership memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja/ kepuasan kerja dari karyawan. Dari hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa hipotesis yang dikemukakan oleh penulis, yaitu: H1: Kepemimpinan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, H2: Transformational Leadership akan meningkatkan kinerja karyawan, H3: Kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan, H4: Budaya organisasi akan meningkatkan kinerja karyawan. 

 
Tahap pertama dalam penelitian ini, penelitian melakukan validitas dan analisis reabilitas dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 responden dalam objek penelitian yang memenuhi kriteria yang akan digunakan sebagai responden dalam penelitian ini. Analisis ini untuk mengetahui apakah pengguna melakukan pengisian, menyusun pertanyaan dan bagian penting lainnya dari kuesioner dapat dipahami dan memang secara akurat mewakili setiap variabel yang diuji. Analisis validitas dan reabilitas menemukan 20 indikator bersifat invali atau tidak dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sisanya reliabel. Penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan struktural (SEM) dimana data responden dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak analisis.
Dari hasil analisis, kelompok satu ke kelompok tujuh beberapa tes menunjukkan kompatibilitas yang cukup. Mereka adalah Chi Square, RMSEA, ECVI, AIC dan CAIC, dan Fit Index. Ada hasil yang kurang sesuai dan sesuai marjinal di antara hasil untuk GFI, AGFI dan Critical N. Dari hasil di atas, kita dapat menyimpulkan kecocokan di seluruh model thr (goodness of fit) dalam model ini layak dilakukan. Selanjutnya, studi ini menghasilkan diagram jalan thr seperti pada gambar thr sebagai berikut:
 
Dari penelitian ini, ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Faktor tertinggi yang berpengaruh adalah kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. Faktor berikut adalah pengaruh budaya organisasi terhadap hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja pada reseacrh object. Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas akan diuraikan juga beberapa implikasi manajerial yang penting bagi manajemen yang penting untuk membahas apa dan bagaimana membentuk strategi yang harus diterapkan. Berdasarkan hasil analisis dapat dijadikan garis besar beberapa implikasi manajerial, seperti telah terbukti bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan serta budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada objek penelitian. Selanjutnya, manajerial implikasi ini dapat mengelola dalam rencana tindakan di bawah ini:




  Dari hasil analisis, didapatkan bahwa hasil analisis mendukung hipotesis H1 dengan nilai t 12,27. Temuan ini menunjukkan bahwa pemimpin yang baik akan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan memiliki kontrol dalam aktivitas bisnis pada umumnya. Hasil penemuan kedua menunjukkan bahwa hasil analisis mendukung hipotesis H2 dengan nilai t 6.14. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki signifikansi positif terhadap kinerja karyawan. Temuan selanjutnya menunjukkan bahwa hasil analisis mendukung hipotesis H3 dengan nilai t 3.62. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dapat menjadi perantara hubungan antara kemampuan kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan. Studi ini juga menemukan bahwa mendukung hipotesis H4 dengan t-value 5.93, yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan hasil interaksi antara sifat kebiasaan yang mempengaruhi kelompok orang dalam organisasi, untuk membentuk persepsi subjektif keseluruhan organisasi berdasarkan pada primer.
Singkatnya dapat disimpulkan bahwa: kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, dan yang terakhir adalah budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan.
Keterbatasan dalam penelitian ini hanya berfokus pada pengambilan sampel dalam satu pondasi pendidikan dan belum dapat mewakili semua variabel dalam mengukur dan mengevaluasi wilayah Indonesia. Saran pengembangan yang bisa diberikan adalah studi selanjutnya akan mengembangkan cakupan penelitian yang lebih luas pada beberapa landasan pendidikan serupa sehingga dapat mewakili temuan yang lebih luas secara nasional.
      Referensi:
Pratama, G. Effect of Transformational Leadership Towards Employee's Performance Through Satisfaction and Moderated by Culture. Jurnal Ekonomi Universitas Esa Unggul, 7(2).