Beberapa waktu lalu masyarakat sempat digegerkan dengan bakso
yang diawetkan dengan formalin. Hal itu sempat membuat para
pedagang bakso kehilangangan para pelanggannya. Baru-baru ini Badan
Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM) menyebarluaskan pengetahuan kepada
masyarakat tentang makanan berbahaya dalam leaflet yang berjudul “Mari Kita Hindari Pangan
yang Mengandung Rhodamin, Pewarna kuning Metanil, Borak dan Formalin”. Ada beberapa zat pewarna
dan pengawet yang seharusnya diketahui masyarakat karena bias berbahaya bahkan
menyebabkan kematian.
1.
Rhodamin B
Rhodamin B adalah pewarna
sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk
serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar.
Zat itu sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak
yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada
mata, iritasi saluran pencernaan dan bahaya kanker hati. Apabila tertelan dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan
berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati dan kanker hati. Penyalahgunaan rhodamin B untuk
pewarna makanan telah ditemukan untuk beberapa jenis pangan, seperti kerupuk,
terasi, dan jajanan yang berwarna merah terang. Ciri-ciri makanan yang
mengandung pewarna rhodamin B antara lain makanan berwarna merah mencolok dan cenderung
berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna karena
tidak homogen. Segera hindari makanan dengan ciri tersebut.
2.
Pewarna kuning Metanil
Zat pewarna kuning metanil
adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan cat berbentuk serbuk atau
padat yang berwarna kuning kecoklatan. Pewarna kuning metanil sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang
terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada
kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung dan saluran kemih. Apabila tertelan dapat
menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah rendah.
Bahaya lebih lanjutnya yakni menyebabkan kanker pada kandung dan saluran kemih. Penyalahgunaan pewarna
kuning metanil untuk pewarna makanan telah ditemukan antara lain pada mie, kerupuk dan
jajanan lain yang berwarna kuning mencolok dan berpandar. Ciri-ciri makanan yang
mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan berwarna kuning mencolok dan
cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna
karena tidak homogen.
3.
Formalin
Pengawet formalin adalah
larutan yang tidak berwarna dan bau yang sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung
sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai
pengawet. Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan
untuk peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat. Formalin sangat berbahaya
jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan berupa luka
bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi
alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan formalin sebanyak 30
mililiter atau sekitar 2 sendok makan akan menyebabkan
kematian. Jika tertelan maka mulut, perut, tenggorokan akan terasa terbakar,
sakit menelan, muntah, mual, dan diare. Tidak jarang juga
menyebabkan pendarahan. Dapat mengkibatkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
sistem syaraf pusat dan ginjal. Deteksi formalin
kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat dilakukan
di laboratorium
dengan menggunakan pereaksi kimia.
Sering tidak kita sadari bahwa dalam
makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia
yang bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan dan bahan campuran lain.
Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan
kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama. Dampak negatif yang bisa
terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat
bawaan ketika lahir, dan lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari
bahan-bahan kimia itu dalam kehidupan kita sehari-hari,
yang perlu kita lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga
tidak melewati ambang batas yang disarankan. Karena selain banyak tersedia di
pasaran, bahan-bahan tersebut juga harganya yang relatif sangat murah. Berikut adalah contoh
bahan-bahan yang bersifat racun yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari:
1.
Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk
kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali
lebih manis dari pada gula biasa. Oleh karena itu ia sangat populer dipakai
sebagai bahan pengganti gula. Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin
selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira
setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup). Sekalipun hasil penelitian
ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan peneliti
berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia
kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki. Food
and Drug Administation (FDA) Amerika menganjurkan untuk membatasi penggunaan
sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar
tidak melampaui 1 gram setiap harinya.
2.
Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk
kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih mains dari pada gula tebu (dengan
kadar siklamat kira- kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka
akan terasa getir dan pahit. Siklamat dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel
leukosit dan monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom
sel-sel tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan yang diberi sikiamat dalam jangka lama
tidak menunjukkan pertumbuhan ganda. Di Inggris penggunaan siklamat untuk makanan dan
minuman sudah dilarang, demikian pula di beberapa Negara Eropa dan Amerika Serikat.
3.
Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan
kristal yang tak berwama atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk,
butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari, antara lain
untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma yang khas seperti sosis,
keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain. Untuk pembuatan
keju dianjurkan supaya kandungan sodium nitrit tidak melampaui 50 ppm,
sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi aroma yang khas bervariasi
antara 150 – 500 ppm. Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan
nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan.
Oleh karena itu, pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melampaui 500
ppm. Makanan bayi sama sekali dilarang mengandung sodium nitrit.
4.
Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di
pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di
Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan
coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah
Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini
termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat,
kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma.
Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang
sering digunakan oleh produsen makanan.
5.
Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG)
atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat popular di kalangan para ibu
rumahtangga, warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa kini dari
mulai camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, masakan cina sampai
makanan tradisional sayur asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan padang
sudah dibubuhi MSG atau vetsin. Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan
degenerasi dan nekrosi sel- sel neuron, degenerasi dan nekrosis
sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan
kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.
Bahaya di masa mendatang dari beberapa contoh bahan
kimia beracun yang sehari-hari dipergunakan sebagai zat tambahan dalam makanan dan
dipakai secara meluas di kalangan masyarakat, maka bahaya dalam jangka panjang sudah
dapat perkirakan. Untuk mencegah hal ini, pemerintah
harus sudah berani melakukan tindakan preventif mulai sekarang dan jangan
menunggu-nunggu kalau sudah ada korban. Hal lain yang perlu
diingatkan, cara pemakaian MSG atau vetsin yang sudah sangat
meluas dan berlebihan pada saat ini perlu mendapat perhatian khusus, karena
MSG sangat mutagenik dan karsinogenik, khusus terhadap hati, kolon, ginjal, otak
dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar